sobat berada di blognya guru geografi di Bandung

11 Februari 2008

Penyampaian Pelajaran PKn Belum Optimal

Galamedia 11/02/2008

SEKELIMUS, (GM).-
Penyampaian pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) di SD, SMP, dan SMA belum optimal. Kenyataan yang ada di lapangan menunjukkan, sebagian guru PKn belum bisa menerapkan metode pelajaran secara baik.

"Saat ini, masih ada guru PKn yang bukan berlatar belakang pendidikan jurusan PKn. Padahal, penunjang utama berhasilnya penyampaian pelajaran kepada siswa yaitu latar belakang pendidikan dari guru. Jika pelajaran disampaikan oleh guru yang memiliki latar belakang pendidikan yang sesuai, harapan agar kegiatan belajar mengajar bisa berjalan baik, dapat diwujudkan," kata pengamat pendidikan, Cecep Darmawan saat dihubungi "GM", Minggu (10/2).

Menurut dosen Jurusan PKn, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) itu, saat ini, ada dua metode pelajaran yang biasa digunakan oleh guru PKn. Pertama, guru kerap menggunakan metode inquiry. Pada metode itu siswa diarahkan untuk mempelajari berbagai kasus yang berhubungan dengan pelajaran PKn di lapangan.

Disebutkannya, untuk metode kedua, guru biasanya menggunakan metode portofolio. Pada metode itu, katanya, siswa memberi laporan secara tertulis kepada guru tentang sikap yang dilakukan oleh siswa selama satu semester. Berdasarkan laporan itu, guru bisa menilai bagaimana sikap yang telah ditunjukkan oleh siswa selama ini.

"Melalui metode inquiry dan portofolio, penyampaian pelajaran kepada siswa tidak hanya didominasi oleh pelajaran kognitif (pengetahuan). Pelajaran juga diarahkan untuk mengembangkan sisi afektif (sikap) siswa," katanya.

Selanjutnya Cecep menuturkan, aspek yang juga harus diperhatikan dalam menyampaikan pelajaran, yaitu kondisi siswa. Untuk menyampaikan suatu topik pelajaran, kataya, guru harus memerhatikan kondisi siswa secara cermat.

Salah satu kondisi yang harus diperhatikan guru, ungkap Cecep, yaitu usia siswa. Bisa jadi, untuk topik tertentu sesuai dengan perkembangan pemahaman siswa. Namun, untuk topik lainnya tidak sesuai.

"Pada kondisi itulah keprofesionalan guru bisa terlihat. Guru yang menguasai materi dan metode pelajaran akan melangsungkan KBM secara baik. Bagi guru profesional, apa pun metode pelajaran yang digunakan tidak akan menjadi persoalan," ujarnya.

Berbeda

Menyinggung perbedaaan penyampaian pelajaran PKn pada masa Orde Baru dengan saat ini, Cecep mengatakan, perbedaannya sangat kentara. Pada masa lalu, katanya, pelajaran yang saat itu dikenal dengan nama Pendidikan Moral Pancasila (PMP) terlihat sangat doktriner.

"Kondisi itu membuat siswa tidak melek politik. Materi pelajaran yang diperoleh siswa hanya pelajaran teoretis," katanya.

Cecep menuturkan, untuk saat ini, penyampaian pelajaran PKn sudah berkembang ke arah yang lebih baik.

Diungkapkannya, pelajaran PKn dikembalikan kepada pelajaran PKn sebagai disiplin ilmu. Pada posisi itu, katanya, pelajaran PKn menjadi wahana untuk memberikan wawasan ilmu politik siswa. Siswa bisa mendalami konsep-konsep demokratisasi.

"Melalui cara seperti itu, siswa bisa mengetahui hak dan tanggung jawab sebagai warga negara," ujar Cecep. (B.80)**




0 komentar: